Kembali ke blog

Inflasi di Dubai dan Eropa

Inflasi di Dubai dan Eropa

Hal ini menyebabkan melonjaknya harga minyak dan gas di Eropa. Benua Eropa mendapat pukulan yang keras karena sebagian besar pasokan energinya diimpor dari Rusia. Mengingat sanksi yang diprakarsai oleh UE dan AS saat ini, di antara kebijakan restriksi lainnya barang Rusia tidak dapat masuk ke Eropa.

Kawasan-kawasan lain juga terkena imbas inflasi, termasuk negara Uni Emirat Arab. Dengan Dubai sebagai kotanya yang dianggap sebagai pusat bisnis bagi orang-orang Arab, Asia, Afrika dan Eropa, masyarakat Uni Emirat Arab menyaksikan kenaikan harga yang paling tajam dalam kurun waktu 36 bulan pada bulan Desember tahun 2021 dan kenaikan ini belum mereda juga.

 

Inflasi UAE

Selama 12 tahun terakhir tingkat inflasi negara UEA berfluktuasi antara -2,1% dan 12,3%, meningkat terus tanpa henti setelah deflasi yang tajam. Pada bulan November tahun 2021 inflasi berada pada level tertinggi dalam waktu 3 tahun, yaitu sebesar 2,58%, tetapi kemudian turun ke level 2,5% pada bulan Desember di tengah penurunan harga di sektor transportasi, restoran dan perhotelan.

Bank-bank sentral secara agresif menaikkan suku bunga untuk meredakan inflasi dan tak terkecuali juga bank sentral negara UEA. Karena mata uang dirhamnya dipatok ke dolar AS (greenback), Bank Sentral menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin (bps) di bulan Juli menjadi 2,4%, sejalan dengan kenaikan di Federal Reserve (The Fed).

Negara UEA memperkirakan inflasi tahunan akan mencapai sebesar 5,6% pada tahun 2022 yang berarti bahwa pemulihan yang cepat tidak diharapkan. Namun, angka Indeks Harga Konsumen (CPI) saat ini lebih rendah daripada yang diantisipasi dan jauh lebih rendah lagi jika dibandingkan dengan angka CPI di Eropa atau Amerika Serikat.

 

Inflasi Eropa

Kawasan Euro menyaksikan nilai mata uang euro yang melemah jatuh di bawah dolar AS untuk pertama kalinya dalam 20 tahun pada bulan Juli 2022 yang juga terjadi pada bulan Agustus. Eropa diusik dengan kenaikan harga barang-barang dan jasa sejak tahun 2021, terutama sumber daya energi. Pada bulan Juni inflasi tahunan Eropa secara keseluruhan mencapai sebesar 8,6% yang merupakan rekor tertinggi. Ini meningkat lagi lebih lanjut menjadi sebesar 8,9% pada bulan berikutnya.

Semula Bank Sentral Eropa (ECB) enggan mengikuti dan menaikkan suku bunganya. Ini berubah pada tanggal 21 Juli ketika ECB menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 11 tahun dengan kenaikan yang lebih besar dari perkiraan, yaitu 50 basis poin (bps) untuk memerangi inflasi.

Untuk sisa tahun 2022 inflasi diperkirakan akan sangat tinggi di seluruh Eropa dan akan menyebabkan turbulensi keuangan jangka panjang pada sektor rumah tangga dan bisnis. Tekanan inflasi bakal berkurang pada tahun 2023 tetapi akan terus tetap tinggi di angka 4% yang mana ini besarnya merupakan dua kali lipat angka yang diinginkan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) yaitu yang hanya sebesar 2%.

Analisis oleh Alpho

Perdagangan berisiko dan seluruh investasi Anda mungkin berisiko. TC tersedia di https://alpho.com/.